Gemar mewarnai rambut, tingkatkan risiko kanker payudara?

Bagi wanita, rambut adalah mahkota. Tak hanya dianggap sebagai bagian dari tubuh, rambut juga dianggap sebagai bagian dari penampilan mereka sehari-hari. Tidak heran jika banyak wanita yang rela mengeluarkan uang ‘ekstra’ untuk menjaga kesehatan rambutnya. Dimulai dari perawatan ke salon hingga melakukan pewarnaan rambut dilakukan untuk menunjang penampilan.

Tidak secantik hasil akhirnya, dalam studi terbaru yang dilakukan oleh National Institutes of Health, para peneliti menemukan bahwa sering menggunakan produk pewarna rambut dapat berdampak negatif bagi kesehatan tubuh. Tak hanya mewarnai rambut saja, mereka yang gemar menggunakan produk pelurus rambut juga bisa memiliki risiko yang sama. Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer tersebut, mewarnai serta meluruskan rambut dapat meningkatkan risiko kanker payudara jika dilakukan secara terus menerus.

Dalam studinya, para peneliti melakukan perbandingan antara wanita berkulit putih dengan wanita berkulit hitam terhadap risiko kanker payudara dan kaitannya dengan penggunaan produk pewarna dan pelurus rambut. Peneliti melakukan analisa terhadap 50.884 peserta wanita (gabungan antara keduanya) dengan rentang usia 35-74 tahun, dimana setiap partisipan tidak memiliki riwayat kanker payudara sebelumnya. Para peserta juga diberikan kuesioner mengenai perawatan rambut apa saja yang mereka jalani selama 12 bulan terakhir. Setelah masa tindak lanjut selama 8.3 tahun, diketahui terdapat 2.794 peserta yang terkena kanker payudara.

Peneliti menemukan bahwa kejadian kanker terjadi lebih tinggi pada mereka yang berkulit hitam. Mereka yang setidaknya mewarnai rambut setiap 5-8 minggu atau lebih memiliki risiko 60% lebih tinggi terhadap kanker payudara. Sedangkan mereka yang berkulit putih hanya memiliki risiko 8% lebih tinggi. Selain itu, mereka yang setidaknya menggunakan produk pelurus rambut setiap 5-8 minggu atau lebih memiliki risiko 30% lebih tinggi terhadap kanker payudara. Dalam kasus ini, tidak ada perbedaan yang signifikan antara mereka yang berkulit putih ataupun hitam. Meskipun tidak memberikan penjelasan mengenai sebab dan akibat antara keduanya, para peneliti beranggapan bahwa kandungan kimia yang terdapat dalam produk tersebut merupakan faktor utamanya.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

  • Eberle, C.E., Sandler, D.P., Taylor, K.W., et al (2019). Hair dye and chemical straightener use and breast cancer risk in a large US population of black and white women. International Journal of Cancer, DOI: https://doi.org/10.1002/ijc.32738.
  • Medical News Today - Breast cancer: Does hair dye increase risk? (2019). https://www.medicalnewstoday.com/articles/327234.php#2, 11 Desember 2019.

Jurnal Terbaru