Kurangnya durasi tidur tingkatkan risiko serangan jantung

Setelah beraktivitas seharian penuh tentunya kita membutuhkan waktu untuk beristirahat. Tidur merupakan salah satu cara yang biasa kita lakukan untuk mengistirahatkan badan dan juga otak kita. Selain bisa mengembalikan energi tubuh, tidur yang berkualitas juga bisa mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan, khususnya dalam menjaga kesehatan jantung.

Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh National Sleep Foundation, orang dewasa membutuhkan durasi tidur setidaknya 7-9 jam per hari. Kurangnya waktu tidur dapat berdampak negatif bagi kesehatan, khususnya terhadap penyakit terkait jantung. Menurut hasil studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology, para peneliti menemukan bahwa mereka dengan durasi tidur kurang dari 6 jam per hari memiliki risiko 20% lebih tinggi terhadap serangan jantung dibanding mereka dengan durasi tidur 6-9 jam per hari. Sedangkan mereka yang memiliki durasi tidur lebih dari 9 jam, risiko tersebut meningkat hingga 34%.

Hasil studi juga menunjukkan bahwa menjaga durasi tidur 6-9 jam per harinya dapat membantu menurunkan risiko serangan jantung hingga 18% bagi mereka yang memiliki potensi tinggi terhadap penyakit jantung secara genetik. Lebih lanjut para peneliti menyimpulkan bahwa durasi tidur yang tepat merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung. Durasi tidur dapat menjadi faktor tunggal terhadap risiko serangan jantung pada seseorang, terlepas dari adanya faktor lainnya, termasuk genetik.

Hasil tersebut didapatkan setelah melakukan analisa data terhadap 461.347 partisipan dengan rentang usia 40-69 tahun yang terdaftar dalam UK Biobank. Data tersebut meliputi laporan pribadi setiap partisipan mengenai kebiasaan tidur mereka serta riwayat kesehatan yang mencakup 7 tahun.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru