Studi: Mikroplastik ditemukan dalam sampel hidangan laut

Pernahkah Anda mendengar tentang mikroplastik? Ya, sama dengan jenis plastik lainnya, mikroplastik merupakan komponen plastik yang memiliki ukuran kurang dari 5 mm. Mikroplastik akhir-akhir ini sering kali diperbincangkan di kalangan ahli lingkungan dan kesehatan karena dampaknya bagi manusia. Berkat ukurannya yang sangat kecil, bahkan tak kasat mata, mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh melalui media apapun, terutama minuman dan makanan yang Anda konsumsi setiap hari.

Dilansir dari indonesia.go.id, menurut data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia bisa mencapai angka 64 juta ton per tahun, dimana 3,2 juta ton dari angka tersebut merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Tak heran jika uraian plastik tersebut bisa saja masuk ke dalam tubuh hewan-hewan laut. Hal ini yang menyebabkan mereka mengandung mikroplastik. Tak hanya mengancam populasi hewan laut, kondisi tersebut juga bisa mengancam kesehatan manusia jika kita tidak sengaja mengkonsumsi kandungan mikroplastik di dalam olahan hewan tersebut.

Menurut hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science and Technology baru-baru ini, para peneliti menemukan keberadaan mikroplastik di dalam seluruh sampel makanan laut komersial yang mereka teliti. Dalam studinya, peneliti melakukan analisa keberadaan mikroplastik terhadap berbagai macam makanan laut, seperti kepiting biru liar, tiram, udang windu, cumi-cumi liar, dan sarden liar. Untuk melihat ada atau tidaknya mikroplastik, peneliti melakukan ekstraksi hanya pada bagian sampel yang bisa dikonsumsi.

Hasilnya, peneliti menemukan keberadaan plastik pada seluruh sampel dengan jumlah dan variasi yang berbeda-beda. Mereka menemukan setidaknya 0.04 mg plastik/jaringan pada cumi-cumi, 0.07 mg pada udang, 0.1 mg pada tiram, 0.3 mg pada kepiting, dan 2.9 mg pada sarden. Mayoritas jenis plastik yang ditemukan yaitu polietilen. Hasil studi ini menunjukan bahwa mereka yang gemar mengkonsumsi makanan laut, maka secara tidak langsung mereka juga ‘gemar’ mengkonsumsi kandungan plastik di dalamnya.

Sebelumnya, peneliti menemukan keberadaan mikroplastik dan nanoplastik di dalam garam laut, bir, madu, dan air mineral kemasan. Masuknya kandungan plastik tersebut ke dalam tubuh diindikasi dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh serta berpotensi menyebabkan stres oksidatif.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru