Hasil studi: Pola makan rendah karbo turunkan risiko penyakit jantung pada penderita kolesterol

Kolesterol merupakan lemak yang dapat diproduksi langsung oleh tubuh, tepatnya pada organ hati. Namun, kolesterol juga dapat Anda ditemukan pada makanan hewani seperti daging atau susu. Sesungguhnya, kolesterol memegang peran penting dalam menjaga fungsi tubuh, namun jika tingkat kolesterol terlalu tinggi, hal itu dapat meningkatkan risiko penyakit seperti jantung hingga stroke. Tak hanya faktor gaya hidup, kolesterol tinggi juga bisa disebabkan oleh adanya faktor keturunan.

Familial Hypercholesterolaemia (FH) merupakan kondisi kolesterol tinggi yang diturunkan dalam keluarga. Seorang anak yang baru lahir bisa saja memiliki kadar kolesterol jahat yang tinggi bila orang tuanya merupakan seorang carrier. Kondisi ini tentunya dapat mengancam kesehatan sang ana secara keseluruhan. Penderita FH memiliki risiko terhadap penyakit terkait gangguan kolesterol seperti jantung yang tinggi, bahkan di usia muda. Oleh sebab itu, mereka harus menjaga gaya hidup mereka untuk bantu menekan risiko tersebut.

Sedari dulu, penderita kolesterol biasanya diminta untuk menjaga pola makan mereka. Makanan seperti daging, telur, serta produk olahan susu merupakan hal yang harus dihindari. Makanan tersebut dianggap dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh berkat kandungan lemak jenuh di dalamnya. Namun, anggapan tersebut dipatahkan oleh adanya hasil studi terbaru yang dilakukan oleh University of South Florida. Peneliti tidak menemukan adanya bukti yang signifikan dari anggapan tersebut.

Dalam studinya, makanan rendah karbohidrat terbukti lebih efektif dalam menekan risiko penyakit jantung pada penderita FH. Peneliti menemukan bahwa kesehatan jantung lebih baik pada mereka yang memiliki pola makan rendah gula dibandingkan dengan pola makan rendah lemak jenuh. Makanan seperti roti, kentang serta olahan manis lainnya harus dihindari oleh mereka yang memiliki risiko penyakit jantung yang tinggi. Peneliti menjelaskan bahwa penderita FH juga dapat mengembangkan resistensi tubuh terhadap insulin (termasuk peningkatan trigliserida dan glukosa) serta obesitas yang merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru