Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai manfaat kesehatan dari Cannabidiol oil (CBD oil) yang merupakan ‘minyak ganja’ yang merupakan obat alami untuk mengatasi berbagai penyakit. Tumbuhan cannabis atau marijuana, Cannabis sativa, mengandung senyawa kimia cannabidiol dan tetrahydrocannabinol (THC). THC merupakan unsur psikoaktif yang dapat memberikan sensasi ‘tinggi’ bagi mereka yang mengkonsumsinya. Namun, berbeda dengan THC, CBD diklaim tidak memiliki unsur psikoaktif dan aman untuk dikonsumsi.
Akhir-akhir ini, tanaman Cannbis sering dikonsumsi oleh kalangan ramaja hingga dewasa sebagai recreational drug. Efek ‘tinggi yang bisa didapatkan setelah mengkonsumsi tanama tersebut dianggap dapat membantu menurunkan rasa stres yang sering dialami oleh kalangan remaja. Di Kanada, Cannabis sering dikonsumsi oleh kalangan remaja dengan rentang usia 15-19 tahun dengan tingkat pengguna sebesar 20,6%. Sedangkan di Inggris, 4% dari remaja dengan rentang usia 11-15 tahun diketahui menggunakan Cannabis. Berbeda dengan negara-negara di bagian barat, di Indonesia sendiri, belum banyak yang mengetahui jenis tanaman tersebut.
Meskipun Cannabis diketahui dapat membantu dalam meringankan penyakit psikosis, namun tidak banyak yang mengetahui bahwa mengkonsumsi Cannabis diketahui juga dapat memberikan efek samping negatif terhadap kesehatan mental lainnya, seperti depresi dan kecemasan. Menurut hasil analisa yang dilakukan oleh McGill University dan University of Oxford terhadap 23.317 remaja, para peneliti menemukan bahwa adanya peningkatan yang signifikan terhadap risiko depresi hingga bunuh diri saat mereka tumbuh dewasa. Lebih lanjut para ahli menjelaskan bahwa, penggunaan Cannabis secara reguler pada remaja diketahui dapat mengubah perkembangan saraf fisiologis otak mereka.
Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Pexels
Sumber lainnya:
- Science Daily – Cannabis use in teens liinked to risk of depression in young adults (2019). https://www.sciencedaily.com/releases/2019/02/190213172307.htm, 16 Februari 2019.