Tidur merupakan salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mengistirahatkan badan dan juga otak setelah lelah beraktivitas seharian penuh. Tak hanya bermanfaat untuk ‘mengisi ulang’ energi, tidur juga bermanfaat dalam menjaga keseimbangan hormon serta sistem kekebalan tubuh. Manfaat tersebut tentunya dapat dirasakan jika Anda memiliki kualitas tidur yang baik.
Seorang dewasa dikatakan memiliki kualitas tidur yang baik jika memiliki waktu tidur 7-9 jam per harinya. Sedangkan mereka yang berusia lanjut, 7-8 jam merupakan waktu yang direkomendasikan. Sudah banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa kualitas tidur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kurang tidur dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti diabetes, jantung, dan obesitas. Tak sampai disitu, tidur juga berperan penting dalam menjaga kinerja fungsi kognitif tubuh, termasuk pembelajaran, daya ingat, dan regulasi emosional.
Ya, kualitas tidur sering kali dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental. Pasalnya banyak studi yang menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, hingga gangguan bipolar. Salah satu penelitian di tahun 2018 menemukan bahwa tidak tidur selama 3 malam atau lebih secara berturut-turut dapat meningkatkan risiko distorsi persepsi, halusinasi, dan delusi. Selain itu, seorang penderita insomnia juga diketahui memiliki risiko depresi 4x lebih tinggi. Tak hanya itu, insomnia juga berkaitan dengan perkembangan gangguan bipolar, kecemasan, hingga peningkatan risiko bunuh diri.
Cognitive behavioral therapy for insomnia (CBT-I) merupakan salah satu terapi yang dilakukan untuk membantu memperbaiki kualitas tidur, khususnya bagi penderita insomnia. Tidak hanya dapat meningkatkan kualitas tidur, terapi ini juga terbukti dapat menurunkan risiko kesehatan mental termasuk depresi, kecemasan, halusinasi serta paranoid. Terapi ini dilakukan dengan cara merubah perilaku terkait pola tidur, termasuk membatasi tidur siang, menghindari alkohol, nikotin, dan kafein pada malam hari, serta menjauhkan diri dari perangkat digital seperti ponsel dan televisi.
Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images
Sumber lainnya:
- Medical News Today - The close relationship between sleep and mental health (2020). https://www.medicalnewstoday.com/articles/sleep-and-mental-health, 10 Agustus 2020.