Terapi hormon oksitosin untuk bantu turunkan risiko osteoporosis

Setiap orang pasti mengalami proses penuaan. Seperti yang kita ketahui, seiring dengan bertambahnya usia, kinerja tubuh juga akan mengalami penurunan. Tak heran jika mereka yang sudah usia lanjut memiliki risiko akan masalah kesehatan yang lebih besar. Masalah kesehatan seperti demensia, Parkinson, hingga osteoporosis merupakan contoh penyakit yang berkaitan dengan proses penuaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko tersebut, salah satunya yaitu hormon.

Hormon merupakan zat yang dihasilkan oleh tubuh yang memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas sel dan organ tubuh. Dengan bertambahnya usia, produksi hormon tubuh diketahui akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini tentunya dapat mempengaruhi kinerja tubuh secara keseluruhan, termasuk kesehatan tulang. Osteoporosis merupakan kondisi dimana kepadatan tulang mengalami penurunan. Mereka yang berusia lanjut memiliki risiko akan penyakit tersebut lebih tinggi, terutama bagi kaum wanita.

Bagi wanita, pada saat memasuki periode perimenopause, produksi hormon estrogen dalam tubuh akan mengalami penurunan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis. Sebelumnya, menjalani gaya hidup yang sehat merupakan satu-satunya cara yang efektif dalam menekan risiko tersebut. Namun, hasil studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Brazil menemukan adanya metode pengobatan lain untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan terapi hormon. Bukannya estrogen, terapi hormon oksitosin diketahui dapat membantu menurunkan risiko tersebut.

Hormon oksitosin, atau dikenal dengan sebutan hormon cinta berperan dalam berbagai tingkah laku dan kondisi kejiwaan manusia. Hormon ini sering kali dikaitkan dengan perasaan kasih sayang dan empati. Namun tak hanya itu, oksitosin juga memiliki peran penting dalam menjaga massa tulang. Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports, peneliti menemukan bahwa terapi hormon oksitosin dapat membantu menurunkan risiko osteoporosis di masa perimenopause dengan cara menjaga kepadatan dan kekuatan tulang pada tikus betina. Meskipun dibutuhkan studi lanjutan untuk mengetahui efektivitas dan keamanan dari terapi hormon ini pada manusia, namun hasil ini telah memberikan harapan baru untuk menekan risiko osteoporosis.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru