Bakteri Usus dan Hubungannya dengan Pencegahan Stroke

Tingginya penderita stroke di dunia memacu para peneliti untuk menemukan metode-metode terbaru yang dapat mencegah terjadinya penyakit tersebut.

Pada tahun 2016, peneliti Weill Cornell Medicine melakukan penelitian pada mencit yang diinduksi stroke iskemik dua minggu setelah pemberian kombinasi antibiotik amoxicillin dan as. Klavulanat. Mencit yang diberikan antibiotik memperlihatkan intensitas gejala stroke 60% lebih rendah dibandingkan mencit yang tidak diberikan antibiotik. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara antibiotik, mikroba usus, dan stroke. Mikroba pada usus menginstruksikan sel imun yang berada di usus untuk melindungi otak dengan kekuatan penuh. Temuan ini membuka kemungkinan bahwa mengubah susunan mikrobiota pada usus dapat menjadi metode terbaru untuk mencegah terjadinya stroke.

Studi lainnya yang dilakukan oleh Universitas Pennsylvania juga menemukan bahwa bakteri (khususnya Bakteri Gram Negatif) pada usus dapat mempengaruhi pembuluh darah pada otak dan dapat menyebabkan malformasi yang dapat mengakibatkan stroke atau epilepsi.

Penelitian ini menginvestigasi mekanisme terbentuknya lesi CCM (Cerebral Cavernous Malformation) pada mencit hasil rekayasa genetika. Mereka menemukan adanya hubungan yang tidak terduga antara bakteri usus dengan pembentukan CCM. CCM merupakan kumpulan pembuluh darah berdinding tipis yang dapat menyebabkan kejang atau stroke ketika terjadi kebocoran darah pada area jaringan otak. CCM ini dapat dipengaruhi oleh adanya bakteri gram negatif yang dapat menghasilkan molekul lipopolisakarida (LPS) yang merupakan aktivator kuat dari sinyal imun bawaan. Pada penelitian tersebut, mencit yang disuntikkan LPS menunjukkan tingkat CCM dengan jumlah tinggi. Namun sebaliknya, ketika reseptor LPS, TLR4 secara genetik dihilangkan dari mecit, maka mereka tidak membentuk lesi CCM lagi.

Terobosan ini memberikan harapan bahwa di masa yang akan datang, akan ada metode untuk pencegahan stroke. Oleh sebab itu, dibutuhkan waktu yang cukup panjang sampai metode tersebut dianggap aman bagi manusia. Untuk saat ini, menjalankan pola hidup dan pola makan yang baik dapat membantu kesehatan tubuh kita.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Image

Sumber lainnya:

  • Tang, A. T., Choi, J. P., Kotzin, J. J., et al (2017). Endothelial TLR4 and the microbiome drive cerebral cavernous malformations. Nature 545(7645) : 305.
  • Benakis, C., Brea, D., Caballero, S., et al (2016). Commensal microbiota affects ischemic stroke outcome by regulating intestinal γδ T cells. Nature Medicine 22(5):516-523.

Jurnal Terbaru