Obat jantung dan diabetes dapat digunakan untuk atasi gangguan mental

Siapa yang tidak pernah mengalami stres? Stres merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang umum terjadi karena adanya tekanan dari lingkungan sekitar. Selain stres, rasa cemas dan depresi juga dikategorikan dalam gangguan kesehatan mental. Namun, apakah Anda pernah mendengar tentang skizofrenia? Skizofrenia merupakan penyakit mental akut dimana penderitanya biasanya akan mengalami halusinasi, delusi, serta gangguan kognitif lainnya.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menderita skizofrenia yaitu, faktor keturunan, lingkungan, menggunakan obat terlarang dan tidak seimbangnya senyawa kimia (dopamin dan serotonin) pada otak. Untuk meringankan gejalanya, penderita skizofrenia dapat menjalani pengobatan seperti konseling ataupun mengkonsumsi obat-obatan. Risperidone, olanzapine, dan ziprasidone merupakan jenis obat-obatan yang biasa diresepkan untuk penderita skizofrenia. Namun dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh University College London, terdapat 3 jenis obat yang biasa diresepkan untuk penderita penyakit jantung dan diabetes yang dapat membantu mengobati skizofrenia.

Dalam penelitian yang dipublikasi dalam JAMA Psychiatry ini dijelaskan bahwa obat statin, L-type calcium channel antagonists (LTCC) dan biguanida dapat membantu mengobati skizofrenia. Statin dan LTCC merupakan obat yang sering diresepkan bagi penderita kolesterol dan tekanan darah tinggi. Sedangkan biguanida merupakan obat-obatan bagi penderita diabetes tipe 2 seperti metformin. Penggunaan ketiga jenis obat tersebut diketahui dapat menurunkan risiko dirawatnya penderita skizofrenia. Selain itu, obat tersebut juga dapat menurunkan risiko penderita skizofrenia untuk melukai dirinya sendiri.

Hasil tersebut didapatkan setelah para ahli melakukan analisa terhadap 142.691 yang merupakan penderita gangguan kesehatan mental dan mengkonsumsi ketiga jenis obat tersebut dalam satu periode. Selama periode tersebut berlangsung, para peneliti melihat beberapa kali kejadian para peserta mencelakakan diri mereka sendiri dan seberapa sering mereka masuk ke rumah sakit. Hasil tersebut dibandingkan dengan hasil yang didapatkan ketika mereka tidak menggunakan obat-obatan tersebut.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Pixabay

Sumber lainnya:

  • Hayes, JF., Lundin, A., Wick, S., et all (2019). Association of Hidroxylmethyl Glutaryl Coenzyme A Reductase Inhibitors, L-Type Calcium Channel Antagonists, and Biguanides With Rates of Psychiatric Hospitalization and Self-Harm in Individuals With Serious Mental Illnes. JAMA Psychiatry, DOI: 10.1001/jamapsychiatry.2018.3907.

Jurnal Terbaru