Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin ataupun sebaliknya, yaitu saat tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Kondisi ini tentunya dapat mengakibatkan kadar gula dalam darah menjadi meningkat. Jika tidak segera ditangani, gula darah yang tinggi tersebut dapat merusak kinerja organ tubuh lainnya seperti jantung, pembuluh darah, mata, ginjal hingga saraf.
Pada umumnya terdapat dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem imun tubuh dengan sengaja menyerang sel pankreas yang bertugas untuk memproduksi insulin. Oleh sebab itu, diabetes tipe 1 sering kali disebut dengan diabetes autoimun. Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi ketika sel tubuh menjadi tidak sensitif terhadap insulin (resistensi insulin). Diabetes tipe ini diketahui lebih umum terjadi. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes seperti faktor keturunan, gaya hidup, usia, serta riwayat masalah kesehatan seperti hipertensi dan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh.
Untuk diabetes tipe 2, selain faktor yang telah disebutkan sebelumnya, faktor obesitas juga berperan dalam meningkatkan risiko tersebut. Tak selalu faktor genetik, tingginya indeks massa tubuh (IMT) seseorang terbukti menjadi kunci dari risiko diabetes tipe 2. Dilansir dari Science Daily, hasil studi menemukan bahwa IMT yang tinggi menjadi kunci utama dari risiko diabetes tipe, terlepas dari adanya risiko genetik. Hasil tersebut didapatkan setelah para ahli melakukan analisa terhadap 445.765 partisipan yang terdata dalam UK Biobank.
Dalam studinya, peneliti mengelompokan partisipan berdasarkan risiko genetik dan tingkat IMT mereka. Selama masa tindak lanjut, terdapat 31.298 partisipan yang menderita diabetes tipe 2. Terlepas dari faktor genetik, mereka dengan angka IMT tertinggi diketahui memiliki risiko akan diabetes 11 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki angka IMT terendah. Hasil ini menunjukkan bahwa IMT merupakan faktor risiko yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan genetik. Peneliti menjelaskan, saat seseorang melampaui batas normal IMT mereka, kadar gula darah dalam tubuh akan menjadi tidak normal. Oleh sebab itu, menjaga IMT normal dapat membantu menjauhkan diri Anda dari risiko diabetes.
Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images
Sumber lainnya:
- Science Daily - Body mass index is a more powerful risk for diabetes than genetics (2020). https://www.sciencedaily.com/releases/2020/08/200831090129.htm, 2 September 2020.