Pembekuan darah: Definisi, faktor, gejala, dan pengobatannya

Tidak perlu takut jika Anda mengalami luka yang berujung pada pendarahan. Tubuh kita memiliki ‘tameng’ tersendiri untuk menghentikan pendarahan tersebut. Pernahkah Anda mendengar tentang proses pembekuan darah? Proses tersebut merupakan pertolongan pertama dari dalam tubuh untuk mencegah terjadinya pendarahan. Darah yang tadinya berbentuk cairan akan berubah menjadi gel yang dapat membantu menyumbat kebocoran akibat adanya luka. Namun apa yang terjadi jika pembekuan darah ini malah menyebabkan penyumbatan dan menghentikan aliran darah dalam tubuh?.

Beberapa orang memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan pembekuan darah yang berujung pada penyumbatan aliran darah. Berdasarkan data dari American Society of Hematology, berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya:

  • Penggunaan kontrasepsi oral
  • Obesitas
  • Perokok aktif
  • Berusia diatas 60 tahun
  • Memiliki keluarga dengan riwayat gangguan pembekuan darah
  • Diabetes
  • Kehamilan

Berbicara mengenai pembekuan darah, gejala yang timbul biasanya sangat bergantung pada lokasi penyumbatan tersebut terjadi. Dilansir dari Medical News Today, berikut beberapa lokasi pembekuan darah yang sering terjadi.

  • Deep vein thrombosis (DVT), pembekuan darah yang terjadi pada bagian kaki. Gejala yang biasa ditunjukan yaitu rasa hangat di sekitar lokasi cedera, nyeri, terjadinya pembengkakkan, serta kulit menjadi merah.
  • Pulmonary embolism, pembekuan darah yang terjadi pada bagian paru-paru. Adapun gejala yang sering ditunjukan yaitu nyeri pada dada, demam, batuk berdarah, keringat yang berlebihan serta napas yang pendek.
  • Abdomen, pembekuan darah pada bagian perut dengan gejala nyeri, mual hingga diare.
  • Otak, memiliki gejala seperti sulit untuk berbicara, gangguan pada penglihatan, serta sakit kepala yang parah.
  • Jantung, dengan gejala seperti nyeri, sesak napas, dan mual.

Terdapat beberapa cara untuk mengatasi gangguan ini, salah satunya dengan menjalani terapi obat antikoagulan. Seringkali dianggap sebagai obat pengencer darah, nyatanya obat ini bekerja dengan cara memperpanjang waktu proses pembekuan darah. Selain itu, penggunaan stoking kompresi juga diketahui ampuh dalam meringankan gejala pembekuan darah.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Pixabay

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru