Studi: Ekstrak rumput laut lebih efektif atasi COVID-19 dibandingkan remdesivir

Hingga saat ini, belum ada pengobatan tertentu yang terbukti dapat mengatasi pandemi COVID-19. Para ahli di seluruh penjuru dunia sama-sama melakukan penelitian untuk mencari pengobatan mana yang paling baik untuk mengatasi penyakit tersebut. Belum lama ini, obat malaria, chloroquine, diketahui dapat membantu memblokir infeksi Coronavirus dalam tubuh. Namun sayangnya obat tersebut dapat memberikan efek samping negatif lainnya. Terdapat kasus dimana beberapa orang mengalami masalah detak jantung yang serius akibat penggunaan obat tersebut.

Selain chloroquine, obat remdesivir juga sudah dimanfaatkan untuk membantu mengatasi COVID-19. Remdesivir merupakan obat antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi, Gilead Sciences, di Amerika Serikat. Peneliti telah melakukan uji coba obat remdesivir pada penderita COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang, Hasilnya, obat ini diketahui dapat mempercepat proses pemulihan pasien dibandingkan dengan mereka yang diberikan obat plasebo. Selain obat-obatan, baru-baru ini peneliti menemukan bahwa ekstrak rumput laut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit tersebut.

Sama dengan virus lainnya, SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19 berkembangbiak dengan cara menempelkan diri pada sel inang dan memanfaatkannya untuk bereplikasi. Dengan cara itu, jumlah virus akan meningkat dan menyebar ke seluruh tubuh. Berbeda dengan cara kerja obat remdesivir, ekstrak rumput laut diketahui mengandung zat heparin dan fucoidans yang dapat menghambat efektivitas virus tersebut. Dalam studi tersebut, peneliti melakukan analisa terhadap 3 jenis heparin dan 2 jenis fucoidans (zat yang diperoleh dari rumput laut coklat) dalam menekan jumlah virus COVID-19 yang diaplikasikan pada sel mamalia.

Hasilnya, ekstrak rumput laut diketahui lebih ampuh dalam menghambat efektivitas dari SARS-CoV-2 jika dibandingkan dengan obat remdesivir. Bahkan tingkat keberhasilan dari ekstrak rumput laut tersebut mencapai 50%. Kedua zat tersebut dapat bertindak sebagai antivirus untuk mencegah penyebarannya dalam tubuh. Selain itu, dalam penelitian tersebut diketahui bahwa penggunaannya dalam dosis tinggi tidak menunjukkan adanya toksisitas seluler. Dengan kata lain, ekstrak rumput laut aman untuk dikonsumsi.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru