Hasil studi: Plant-based diet dapat turunkan risiko asma

Asma merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan dimana terdapat peradangan ataupun penyempitan saluran tersebut sehingga menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas.Tergolong sebagai penyakit kronis, asma diketahui menyumbang angka kematian sekitar 1,77 persen berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2014. Tak hanya menyerang golongan dewasa, penyakit ini juga bisa dialami oleh anak-anak.

Selain sesak atau sulit bernapas, gejala lain yang biasa dialami oleh penderita asma yaitu nyeri pada daerah dada, batuk, hingga mengi. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab utama dari asma. Namun terdapat beberapa faktor yang dapat memicu munculnya asma seperti asap rokok, debu, udara dingin, hingga infeksi virus. Tak sampai disitu, berdasarkan hasil ulasan yang dipublikasikan pada tahun 2019, diketahui bahwa obesitas juga bisa menjadi faktor munculnya asma. Penderita obesitas dapat menurunkan gejala asma dengan menurunkan berat badan mereka.

Hingga saat ini, penggunaan inhaler dinilai cukup efektif untuk membantu meredakan gejala asma. Namun meredakan saja tidak cukup, karena gejala bisa kembali kambuh. Dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh Physicians Committee for Responsible Medicine, para ahli menemukan bahwa plant-based diet dapat membantu menurunkan risiko pengemangan asma hingga meringakan gejalanya. Seperti namanya, pola makan ini mengutamakan asupan makanan yang berasal dari tanaman sebagai menu utamanya.

Dalam studinya, diketahui bahwa makanan seperti buah-buahan dan sayuran dapat membantu mencegah terjadinya asma dan meredakan gejalanya. Sebaliknya, peneliti menemukan bahwa asupan telur serta produk olahan susu dapat meningkatkan risiko asma. Peneliti menjelaskan bahwa asupan makanan yang kaya akan antioksidan, serat, serta lemak tak jenuh dapat meningkatkan kinerja sistem imun yang terlibat dalam patofisiologi asma.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Pixabay

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru