Makanan olahan dapat tingkatkan risiko autisme

Makanan olahan memang memiliki daya pikat tersendiri bagi penikmatnya. Sesuai dengan namanya, makanan ini telah melalui proses pengolahan, sehingga memiliki rasa yang lezat serta praktis untuk dikonsumsi. Sayangnya efek dari mengkonsumsi makanan olahan tidak se-lezat rasanya. Makanan olahan dianggap dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan.

Makanan olahan dikenal dengan kandungan gula, lemak, serta garamnya yang tinggi. Selain itu, sebagian besar makanan olahan juga mengandung Propionic Acid (PPA) yang digunakan dalam meningkatkan umur simpan makanan serta menghambat pertumbuhan jamur. Dalam studi terbaru yang dilakukan oleh University of Central Florida, kandungan asam yang tinggi pada ibu hamil akibat mengkonsumsi makanan olahan secara berlebihan dapat menyebabkan adanya perubahan molekuler pada janin sehingga meningkatkan risiko autisme.

Dalam studinya para peneliti menemukan bahwa kandungan PPA yang tinggi dapat merusak sel-sel otak dengan beberapa cara. Pertama, asam dapat mengganggu keseimbangan sel otak dengan mengurangi jumlah neuron namun meningkatkan produksi sel glia. Sel glia berfungsi dalam menjaga perkembangan dan melindungi fungsi neuron. Produksi sel glia yang berlebihan dapat mengganggu fungsi neuron serta menyebabkan peradangan yang merupakan salah satu gejala yang tercatat pada kasus autisme anak-anak.

Kandungan asam yang berlebihan juga dapat memperpendek dan merusak jalur yang digunakan neuron untuk berkomunikasi dengan tubuh. Hal ini tentunya dapat menghambat kemampuan otak dalam berkomunikasi, sehingga berimbas pada masalah mobilitas serta keterbatasan dalam berinteraksi. Kedua gejala ini juga sering ditemukan pada kasus autisme anak-anak.

Lebih lanjut para peneliti menjelaskan bahwa PPA sendiri dapat ditemukan secara alami di dalam usus, namun mengkonsumsi makanan olahan dapat meningkatkan kandungan asam tersebut. Pada kasus ibu hamil, tidak menutup kemungkinan bahwa asam tersebut dapat masuk ke janin.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru