Bakteri merupakan mikroorganisme yang hidup disekitar Anda dengan jumlah populasi yang sangat tinggi. Tak hanya hidup di alam bebas, bakteri juga terdapat di dalam tubuh Anda. Pada umumnya, bakteri yang terdapat di dalam tubuh merupakan bakteri baik yang memiliki fungsi seperti membantu mencerna makanan serta menyediakan energi tambahan.
Dalam dunia kesehatan, bakteri usus merupakan salah satu bakteri yang sering kali dijadikan sebagai objek penelitian. Pasalnya, tak hanya bakteri baik, usus juga bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri jahat. Berbagai hasil studi telah menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis bakteri dalam usus yang dapat meningkatkan risiko penyakit, salah satunya yaitu obesitas.
Ya, sebagian besar orang berfikir bahwa obesitas hanya dipicu oleh pola makan yang buruk. Nyatanya, berdasarkan hasil ulasan yang dilakukan oleh Wake Forest Baptist Medical Center baru-baru ini, pola makan bukanlah satu-satunya faktor obesitas. Para ahli menemukan bahwa keberadaan bakteri usus berkaitan erat dengan risiko obesitas khususnya yang terjadi pada masa kanak-kanak. Tak hanya berkaitan, bakteri tersebut merupakan salah satu penyebab terjadinya obesitas.
Berdasarkan ulasan yang dipublikasikan dalam jurnal Obesity Reviews tersebut, interaksi antara bakteri usus dan sel imun serta jaringan lemak memegang peranan penting terhadap risiko obesitas saat masa kanak-kanak. Hal ini juga berkaitan dengan kondisi sang ibu pada masa kehamilan. Beberapa faktor seperti riwayat kesehatan, pola makan, tingkat olahraga, metode kelahiran (normal/sesar), serta metode ASI (ekslusif/susu formula) sang ibu juga dapat mempengaruhi risiko obesitas pada anak-anaknya.
Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images
Sumber lainnya:
- Kincaid, H.J., Nagpal, R., dan Yadav, H., et all (2019). Microbiome-immune-metabolic axis in the epidemic of childhood obesity: Evidence and opportunities. Obesity Reviews, DOI: https://doi.org/10.1111/obr.12963.
- Science Daily - Gut bacteria is key factor in childhood obesity (2019). https://www.sciencedaily.com/releases/2019/10/191030132704.htm, 31 Oktober 2019.