Mengenal Remdesivir, obat antivirus yang digunakan untuk atasi COVID-19

Hingga saat ini, belum ada pengobatan tertentu yang terbukti ampuh untuk menangani COVID-19. Seluruh peneliti di penjuru dunia sama-sama melakukan studi untuk mencari pengobatan mana yang paling baik untuk mengatasi penyakit tersebut. Belum lama ini, terdapat hasil studi yang menunjukkan bahwa penggunaan obat malaria, chloroquine, dapat membantu memblokir infeksi Coronavirus. Namun, menurut laporan yang dikeluarkan oleh FDA (Food and Drug Administration), terdapat kasus dimana beberapa orang mengalami masalah detak jantung yang serius akibat penggunaan obat tersebut.

Tak berhenti sampai disitu, baru-baru ini, obat remdesivir sering diperbincangkan oleh para ahli untuk membantu mengatasi COVID-19. Namun, apakah itu remdesivir?. Remdesivir merupakan obat antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi, Gilead Sciences, di Amerika Serikat. Peneliti telah melakukan uji coba obat remdesivir pada penderita COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang, Hasilnya, obat ini diketahui dapat mempercepat proses pemulihan pasien dibandingkan dengan mereka yang diberikan obat plasebo.

Lalu, bagaimana sistem kerja dari obat remdesivir ini? Coronavirus menggunakan enzim yang disebut dengan RNA-dependent RNA polymerase untuk menyalin materi genetik mereka ketika proses replikasi di dalam sel yang terinfeksi. Sedangkan remdesivir merupakan analog nukleotida yang merupakan tiruan sintesis dari molekul yang dibutuhkan oleh virus untuk bereplikasi. Oleh sebab itu, remdesivir dapat membantu menghentikan proses replikasi dari Coronavirus.

Menurut hasil uji coba yang dilakukan oleh National Institute of Allergy dan Infectious Disease (NIAID), pengobatan menggunakan remdesivir diketahui dapat mempercepat proses pemulihan pasien COVID-19 hingga 31%  jika dibandingkan dengan pasien yang diberikan pengobatan plasebo. Pasien dengan pengobatan remdesivir membutuhkan waktu pemulihan rata-rata 11 hari, sedangkan pengobatan plasebo 15 hari. Tingkat kematian dengan pengobatan remdesivir juga lebih rendah, yaitu sekitar 8%, sedangkan 11,6% untuk pengobatan plasebo. Hasil studi lainnya juga menunjukkan bahwa obat remdesivir terbukti efektif dalam melawan beberapa jenis Coronavirus dalam kultur sel dan tidak bersifat racun.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru