Pernahkah Anda sedikit mengompol saat tertawa kencang atau batuk? Tak perlu malu, karena kondisi ini juga dialami jutaan wanita di dunia.
Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Female Pelvic Medicine & Reconstructive Surgery, 10,3 persen wanita berusia 19-30 tahun mengalami inkontinensia urine (istilah medis untuk keluarnya urine tanpa sengaja).
Inkontinensia urine secara umum dibagi dua kategori, inkontinensia yang terjadi dalam perjalanan ke toilet di mana kandung kemih sudah penuh, dan inkontinensia stres yang terjadi saat ada kebocoran akibat tekanan di bagian kandung kemih. Penyebab tekanan ini bisa karena bersin, batuk, melompat di kelas aerobik, dan sebagainya.
Ada beberapa penyebab terjadinya inkotinensia urine dan bagaimana mengatasinya.
- Otot pelvis lemah
Normalnya, saluran uretra akan menutup erat sehingga tidak sampai ada urine keluar, bahkan ketika kita mengalami tekanan di perut. Nah, bila terjadi kebocoran, maka kemungkinan otot dasar panggul atau pelvis mulai lemah. Pemicunya tersering adalah persalinan normal yang terlalu sering.
Solusi yang dapat kita lakukan adalah senam kegel untuk mengembalikan kekuatan otot pelvis. Pastikan Anda melakukannya dengan benar, yaitu mengontraksikan otot dasar panggul, otot yang membuat aliran urine berhenti, dan bukannya otot perut.
- Kapasitas kandung kemih rendah
Ketika kandung kemih kita terisi penuh, seharusnya tetap tidak terjadi kontraksi sampai kita siap berkemih. Bila Anda sering mengalami kebocoran urine sebelum sempat sampai di toilet, latihan kegel juga bisa membantu. Ada juga beberapa jenis obat yang bisa mengatasi keluhan ini. Konsultasikan dengan dokter.
- Berat badan
Kelebihan berat badan bisa menyebabkan tekanan pada kandung kemih meningkat sehingga dapat terjadi "ngompol" sedikit. Selain itu, peregangan pada perut yang berlebihan juga bisa melemahkan otot dasar panggul, seperti halnya kehamilan.
- Pola makan
Apa yang kita makan juga berpengaruh serius pada kebiasaan berkemih. Makanan yang mengandung asam sitrus, minuman berkarbonasi, atau kafein, bisa membuat frekuensi buang air kecil meningkat.
Ditulis oleh Denistya Sagita
Sumber foto: meditalk.co.za
Sumber lainnya: