Penyakit Lyme merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi (B.burgdorferi). Penyakit ini dapat menginfeksi manusia melalui gigitan kutu yang membawa bakteri tersebut. Pada umumnya, gejala awal yang terlihat pada penderita Lyme yaitu munculnya ruam kemerahan yang berbentuk seperti target panahan. Jika tidak segera ditangani, bakteri bisa dengan cepat menyebar keseluruh tubuh, menginfeksi persendian, jantung, hingga sistem saraf.
Pada dasarnya, penyakit Lyme dapat diatasi jika ditangani dengan cepat. Salah satu pengobatan yang biasa dilakukan yaitu dengan cara memberikan antibiotik. Terdapat 3 macam antibiotik yang sering diresepkan bagi penderitanya, yaitu doxycycline, cefuroxime, dan amoxicillin. Sayangnya, terkadang pengobatan antibiotik ini tidak ampuh dalam membasmi seluruh bakteri yang ada dalam tubuh. Dengan kata lain, penyakit ini dapat timbul kembali.
Seiring berjalanya waktu, banyak ahli yang melakukan penelitian untuk mencari alternatif lain dalam mengatasi penyakit ini, salah satunya yaitu dengan menggunakan bahan-bahan natural. Dalam hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health dan California Center for Medicine, peneliti menemukan bahwa terdapat 2 jenis tanaman yang ampuh dalam memerangi bakteri B.burgdorferi dalam tubuh. Bahkan hasil yang didapatkan lebih efektif dibandingkan dengan pengobatan antibiotik lainnya.
Dalam studinya, para peneliti melakukan perbandingan efektivitas terhadap 14 jenis tanaman berbeda dengan antibiotik (doxycycline dan cefuroxime) yang biasa dikonsumsi oleh penderita Lyme. Dari 14 jenis tanaman tersebut, tanaman Ghanaian quinine (Cryptolepis sanguinolenta), dan Japanese knotweed (Polygonum cuspidatum) diketahui memiliki aktivitas antibakteri tertinggi terhadap B.burgdorferi. Kedua jenis tanaman tersebut diketahui dapat membunuh bakteri tersebut secara keseluruhan. Ghanaian quinine diketahui mengandung bahan aktif alkaloid cryptolepine, yang sejak dulu digunakan sebagai obat tradisional untuk melawan penyakit malaria, hepatitis, hingga TBC. Sedangkan Japanese knotweed diketahui mengandung antioksidan resveratrol yang memiliki sifat antikanker.
Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images
Sumber:
- Feng, J., Leone, J., Schweig, S., dan Zhang, Y., (2020). Evaluation of Natural and Botanical Medicines for Activity Against Growing and Non-growing Forms of B.burgdorferi. Frontlers In Medicine, DOI: https://doi.org/10.3389/fmed.2020.00006.
- Medical News Today - Lyme disease treatment: 2 herbal compounds may beat antibiotics (2020). https://www.medicalnewstoday.com/articles/lyme-disease-treatment-2-herbal-compounds-may-beat-antibiotics, 24 Februari 2020.