Risiko infeksi 2x lebih tinggi pada bayi yang mengalami demam tinggi

Berbicara mengenai demam, semua orang pasti pernah mengalaminya. Demam atau suhu tubuh yang tinggi merupakan gejala yang paling umum terjadi jika tubuh terkena infeksi akibat virus, parasit ataupun bakteri. Demam ini terjadi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi tersebut. Tak hanya orang dewasa, demam juga bisa terjadi pada anak-anak bahkan bayi.

Anak bayi bisa dibilang mengalami demam jika suhu tubuh mencapai 38 derajat celcius ke atas. Dalam dunia kedokteran, demam merupakan gejala yang paling umum terjadi saat sakit sehingga tidak dianggap sebagai satu-satunya tolak ukur atas adanya infeksi. Nyatanya hal ini tidak boleh dianggap sepele bagi anak bayi, khususnya yang masih berusia di bawah 2 bulan.

Menurut studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Emergency Medicine, bayi dengan usia di bawah 8 minggu yang mengalami demam tinggi memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi terhadap infeksi bakteri serius, meningitis, dan infeksi darah dan saluran kemih. Dalam penjelasannya, bayi yang baru lahir belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna sehingga rentan terhadap infeksi. Mereka yang mengalami infeksi serius biasanya mengalami penurunan kondisi yang sangat cepat jika tidak didiagnosis dalam jangka waktu yang tepat.

Dalam studinya, para peneliti melakukan analisa terhadap 4.821 bayi yang terdaftar dalam Pediatric Emergency Care Applied Research Network. Setiap bayi diketahui memiliki riwayat demam dan pernah menjalani proses pengambilan darah. Para peneliti melakukan evaluasi terhadap 3 karakteristik demam yaitu, suhu, durasi, dan lokasi pengukuran suhu untuk melihat faktor mana yang mempengaruhi risiko infeksi serius pada bayi. Hasilnya, durasi dan lokasi tidak memiliki kaitan dengan risiko infeksi, sedangkan tingginya suhu berkaitan dengan risiko tersebut secara statistik.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru