Kaitan antara susu dengan risiko kanker payudara

Memiliki nilai gizi dan nutrisi yang tinggi menjadikan susu sapi sebagai salah satu minuman yang baik untuk tubuh. Susu seringkali dijadikan sebagai minuman pelengkap dari menu santap sehari-hari. Kandungan proteinnya yang tinggi, serta kaya vitamin dan mineral menjadikan susu sapi sebagai salah satu minuman sehat, baik untuk kaum dewasa ataupun anak-anak. Sayangnya, susu atau produk olahan susu lainnya sering dikaitkan dengan beberapa jenis penyakit jika dikonsumsi secara berlebihan.

Sedari dulu, susu selalu dikaitkan dengan risiko beberapa jenis kanker, seperti prostat, paru-paru, ovarium, hingga payudara. Hal ini diperkuat dengan adanya hasil studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti Loma Linda University. Mereka menemukan bahwa konsumsi susu yang tinggi berkaitan dengan tingginya risiko kanker payudara, khususnya pada wanita. Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam International Journal of Epidemiology.

Peneliti melakukan analisa terhadap 52.795 wanita yang terdaftar dalam Adventist Health Study-2 dengan rata-rata usia 30 tahun ke atas. Peneliti menggunakan metode kuesioner untuk mengetahui informasi mengenai kebiasaan pola makan mereka, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan konsumsi alkohol, serta riwayat kesehatan keluarga terkait kanker payudara. Tak hanya mengumpulkan data mengenai asupan susu, peneliti juga membandingkannya dengan asupan susu kedelai. Hasil studi terdahulu menunjukkan bahwa susu kedelai dapat dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara.

Selama masa tindak lanjut 7.9 tahun, terdapat 1.057 kasus kanker payudara yang terjadi. Peneliti menemukan bahwa 1 cangkir susu per hari berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker payudara hingga 50%. Sedangkan mereka yang mengkonsumsi 2-3 cangkir per harinya memiliki risiko 70-80% lebih tinggi. Hasil berbeda ditemukan pada mereka yang mengkonsumsi susu kedelai, peneliti tidak menemukan adanya kaitannya dengan risiko tersebut. Peneliti juga menemukan bahwa susu kedelai dapat dijadikan sebagai pengganti susu reguler dan menurunkan risiko kanker tersebut.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Pixabay

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru