Studi membuktikan, stres dapat picu munculnya uban!

Hidup di tengah hiruk pikuknya ibu kota terkadang dapat membuat Anda merasa stres. Jalanan yang macet serta lelahnya setelah beraktivitas seharian merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko stres. Seperti yang diketahui bersama bahwa stres dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tak hanya itu, stres juga dapat mempengaruhi penampilan kita. Banyak yang mempercayai bahwa stres dapat memicu munculnya uban lebih cepat.

Uban merupakan kondisi rambut yang berubah warna menjadi abu-abu hingga putih. Umumnya, uban ditemukan pada mereka yang telah lanjut usia. Ya, salah satu faktor utama munculnya uban adalah usia. Seiring dengan bertambahnya usia, produksi melanin dalam tubuh akan mengalami penurunan. Melanin merupakan sel yang bertanggung jawab atas pigmen rambut.

Walaupun sebelumnya anggapan bahwa stres dapat memicu ubanan ‘dini’ hanyalah suatu keyakinan, akhirnya anggapan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature baru-baru ini. Para peneliti dari Harvard University menemukan bahwa kondisi stres dapat mempercepat risiko munculnya uban. Hasil ini didapatkan setelah melakukan analisa kaitan antara keduanya dengan menggunakan objek tikus.

Dalam studinya, para peneliti menempatkan tikus ke dalam lingkungan yang penuh dengan tekanan untuk memicu adanya pelepasan adrenalin dan kortisol. Sebelumnya tikus tersebut diberikan suntikan senyawa resiniferatoxin untuk meningkatkan hormon stres mereka. Hasilnya, kondisi tersebut diketahui dapat merusak sel-sel yang memproduksi melanin, bahkan kerusakannya bersifat permanen. Alhasil, rambut yang telah memutih tidak dapat berubah warna kembali.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru