Ketoasidosis Diabetik: Definisi, gejala, dan pengaruhnya bagi fungsi kognitif

Pernahkah Anda mendengar tentang ketoasidosis diabetik? Hal tersebut merupakan komplikasi penyakit diabetes yang terjadi saat tubuh mengalami peningkatan produksi asam darah yang disebut dengan keton. Kondisi ini terjadi ketika insulin dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik untuk mengubah gula menjadi energi bagi otot dan jaringan lainnya. Alhasil, tubuh akan ‘beralih’ pada simpanan lemak yang ada untuk diubah menjadi sumber energi. Proses inilah yang dapat menyebabkan adanya penumpukan keton dalam aliran darah.

Pada umumnya, ketoasidosis diabetik seringkali ditemukan pada penderita diabetes tipe 1. Adapun gejala yang sering terjadi seperti mengalami rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, lemah atau lelah, serta napas yang beraroma buah. Secara spesifik, penderita ketoasidosis diabetik memiliki kadar gula darah serta kadar keton dalam urin yang sangat tinggi. Tak hanya golongan dewasa, kondisi ini juga bisa dialami oleh anak-anak. Bahkan komplikasi ini juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif mereka.

Menurut hasil studi yang dilakukan oleh University of California - Davis Health baru-baru ini, peneliti menemukan bahwa kondisi ketoasidosis diabetik pada anak-anak berkaitan dengan menurunnya fungsi kognitif mereka. Dalam studinya, peneliti melakukan perbandingan hasil tes IQ dan daya ingat pada 376 anak-anak penderita diabetes tipe 1 dengan 758 anak-anak penderita diabetes tipe 1 dan ketoasidosis diabetik. Diketahui bahwa partisipan terdaftar dalam Pediatric Emergency Care Applied Research Network (PECARN) dengan rentang usia 6-18 tahun.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa anak-anak penderita diabetes tipe 1 dengan ketoasidosis diabetik memiliki memori jangka panjang yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak dengan riwayat diabetes tipe 1 saja. Tingkat keparahan ketoasidosis diabetik yang lebih tinggi juga berkaitan dengan nilai IQ yang jauh lebih rendah. Selain itu peneliti juga menemukan bahwa penurunan fungsi kognitif ini dapat terus memburuk seiring dengan berjalannya waktu. Peneliti mengatakan, pencegahan terhadap kondisi ketoasidosis diabetik harus dilakukan untuk menjauhkan risiko tersebut. Menjalani pola makan serta gaya hidup yang baik bisa membantu Anda dalam menjaga kadar gula dalam darah normal.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru