Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah yang berasal dari negara India. Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masak, kunyit juga sering digunakan sebagai bahan dasar obat tradisional. Rempah tersebut diketahui mengandung senyawa kimia seperti kurkumin dan minyak atsiri yang berkhasiat untuk mengatasi beberapa jenis penyakit.
Berperan sebagai antioksidan, kurkumin dapat membantu melindungi tubuh dari adanya radikal bebas. Dengan kata lain, kunyit memiliki potensi dalam mengurangi risiko kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa kunyit dapat membantu menghambat proses pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Hal ini diperkuat dengan adanya hasil tinjauan literatur yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients baru-baru ini.
Dalam tinjauannya, diketahui bahwa kurkumin dalam kunyit dapat mempengaruhi berbagai jenis molekul yang berperan dalam pertumbuhan sel kanker, termasuk faktor transkripsi yang berkaitan dengan replikasi DNA, faktor pertumbuhan, sitokin (pensinyalan sel), hingga mengendalikan kematian sel. Kurkumin ditemukan sebagai obat anti-kanker yang sangat menjanjikan, baik dikonsumsi sendiri ataupun dikombinasi dengan obatan lainnya.
Sayangnya, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk bisa mendapatkan manfaat tersebut. Kunyit dapat langsung diproses oleh tubuh menjadi metabolit jika dikonsumsi secara langsung. Hal ini tentunya dapat menyebabkan bahan aktif kurkumin tidak dapat mencapai lokasi kanker secara utuh. Salah satu penelitian yang menggunakan protein nanopartikel sebagai pelindung kurkumin di dalamnya, diketahui sebagai salah satu cara yang efektif untuk mempertahankan senyawa tersebut agar dapat mencapai sel kanker.
Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Pixabay
Sumber lainnya:
- Giordano, A., dan Tommonaro, G. (2019). Review: Curcumin and Cancer. Nutrients, DOI: https://doi.org/10.3390/nu11102376.
- Medical News Today - Does turmeric have anticancer properties? (2020). https://www.medicalnewstoday.com/articles/327455.php#1, 22 Januari 2020.