ASI dapat turunkan risiko sepsis pada bayi prematur

Apakah Anda pernah mendengar istilah sepsis? Sepsis merupakan kondisi yang biasa terjadi saat tubuh mengalami infeksi. Seperti yang kita ketahui, infeksi dalam tubuh akan memicu adanya respon imun. Namun tak semua respon imun dapat bersifat baik. Sepsis akan terjadi ketika respon imun tubuh bekerja secara agresif. Alih-alih melawan infeksi, kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh, bahkan mengancam nyawa penderitanya.

Sama dengan penyakit infeksi lainnya, sepsis memiliki gejala seperti demam, nyeri, sesak nafas, hingga diare. Sepsis dapat terjadi pada siapapun, terutama mereka yang memiliki sistem imun yang rendah. Tak hanya menyerang dewasa, sepsis juga bisa terjadi pada anak-anak hingga bayi yang baru lahir. Bayi yang baru dilahirkan belum memiliki sistem imun yang baik untuk melawan adanya infeksi, terlebih lagi bagi bayi prematur. Sepsis dapat menyebabkan kerusakan organ hingga kematian.

Sebelumnya, sebagian orang mengetahui bahwa sepsis pada bayi disebabkan oleh adanya bakteri dari lingkungan yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka. Namun, dalam studi terbaru yang dilakukan oleh Washington University School of Medicine dan Mayo Clinic, peneliti menemukan bahwa sepsis pada bayi dapat disebabkan oleh masuknya bakteri jahat yang ada pada usus ke dalam aliran darah. Hal ini tak luput dari peran sel goblet pada usus yang berperan dalam mensekresi mukus untuk melumasi dan melindungi permukaan usus. Sayangnya, tak hanya melindungi, sel tersebut juga dapat membuka akses bagi bakteri jahat untuk keluar melalui lapisan usus yang belum matang.

Dalam studinya, diketahui bahwa ASI ibu memiliki peran penting dalam menurunkan risiko tersebut. Dengan menggunakan model tikus, peneliti menemukan bahwa ASI mengandung faktor pertumbuhan epidermis yang dapat membantu menurunkan risiko sepsis pada bayi, terutama mereka yang lahir prematur. ASI ibu yang baru melahirkan mengandung faktor pertumbuhan epidermis yang tinggi sehingga dapat membantu proses pematangan lapisan usus lebih cepat, sehingga menurunkan risiko infeksi.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Google Search Images

Sumber:

Jurnal Terbaru