Apa itu hiposmia?

Anda mungkin akan langsung menutup hidung jika mencium adanya bau busuk di sekitar Anda berkat indera penciuman kita yang sensitif terhadap bau. Namun, ada sebagian orang yang memiliki indera penciuman yang kurang baik, bahkan tidak bisa mencium bau sama sekali. Dalam dunia kesehatan, hal tersebut biasa disebut dengan hiposmia atau anosmia.

Hiposmia merupakan hilangnya sebagian kemampuan indera penciuman untuk mencium bau di sekitar kita. Hiposmia dapat terjadi pada siapa saja, namun kalangan lanjut usia dengan umur 60 tahun keatas memiliki risiko yang lebih besar. Beberapa faktor seperti alergi, flu, polip, ataupun cidera kepala juga dapat menyebabkan hiposmia. Tidak sampai disitu, terdapat beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan hiposmia, seperti obat antibiotik (ampicillin dan tetracycline), obat antidepresan dan obat antihistamin.

Hiposmia juga dapat menjadi gejala dari beberapa masalah kesehatan seperti penyakit parkinson, Multiple Sclerosis (MS), alzheimer, diabetes tipe 1, tekanan darah tinggi, malnutrisi hingga kanker. Sebagian besar penderita parkinson mengalami gangguan sistem saraf pusat sehingga kemampuan penciuman mereka menjadi menurun. Pada kasus MS, semakin besar kecacatan yang diakibatkan oleh MS, maka semakin sulit penderitanya untuk mencium bau di sekitarnya.

Berbeda dengan hiposmia, anosmia merupakan kondisi dimana kemampuan indera penciuman hilang sepenuhnya. Anosmia bisa terjadi pada seseorang yang baru dilahirkan sebagai penyakit bawaan ataupun adanya cedera kepala. Hiposmia dan anosmia dapat ditangani dengan beberapa cara seperti pemberian antibiotik, operasi (pengangkatan polip), ataupun pembedahan endoskopik nasal untuk membersihkan sinus. Namun lain halnya dengan anosmia yang terjadi karena bawaan lahir, kondisi tersebut tidak dapat disembuhkan.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Pixabay

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru