Apa itu Virus Nipah?

Wabah virus nipah baru-baru ini menerpa negara India, setidaknya 9 orang di daerah Kerala, dilaporkan meninggal dunia. Dari 9 orang tersebut, 3 diantaranya dinyatakan positif terkena virus nipah sedangkan sisanya dicurigai meninggal akibat virus yang sama. Dilansir dari laman resmi WHO (World Health Organization), virus nipah merupakan virus langka yang pertama kali teridentifikasi pada 1998, di Kampung Sungai Nipah, Malaysia.

Awalnya, virus ini menyerang peternakan babi yang terdapat di lokasi tersebut. Dilansir dari NBC News, babi yang terdapat dalam peternakan tersebut terinfeksi setelah mengkonsumsi buah mangga yang telah terkontaminasi oleh kelelawar buah. Pada tahun 2004, virus nipah juga menyerang negara Bangladesh. Dalam kasus ini, masyarakat Bangladesh terinfeksi virus nipah setelah mengkonsumsi buah kurma yang sudah terkontaminasi oleh kelelawar buah.

Pada manusia, gejala virus nipah bisa terlihat dari adanya infeksi pada saluran pernafasan hingga ensefalitis fatal (pembengkakkan pada otak). Namun ada juga yang tidak menunjukkan gejala apapun. Orang yang terinfeksi awalnya menunjukkan gejala demam seperti influenza, sakit kepala, hingga nyeri otot. Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus infeksi yang berat, hal ini biasanya berlanjut pada kondisi koma dalam waktu 24-48 jam.

Angka kematian pada kasus virus nipah mencapai 40-75%, hal ini tergantung dari kemampuan lokal dalam mengatasi penyebaran virus itu sendiri serta manajemen klinis mereka. Bagi mereka yang selamat dari virus ini, sekitar 20% mengalami gangguan neurologis residual seperti kejang-kejang dan perubahan kepribadian. Sampai saat ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah terjadinya infeksi virus nipah baik untuk manusia ataupun hewan, sehingga perawatan intensif menjadi jalan satu-satunya bagi mereka yang terkena virus nipah.

 

Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto id-hub.com

Sumber lainnya:

Jurnal Terbaru