Vape atau e-cigarettes merupakan rokok elektrik yang dianggap lebih aman untuk dikonsumsi bagi para perokok. Para perokok berfikir bahwa rokok biasa dapat menyebabkan kanker hingga penyakit jantung jika mengkonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Oleh sebab itu mereka lebih memilih untuk mengkonsumsi rokok elektrik. Namun tahukah anda bahwa rokok elektrik dapat menimbulkan efek samping yang sama dengan rokok biasa? Bahkan kandungan dalam rokok elektrik lebih membahayakan dibanding rokok biasa.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh European Respiratory Society International Congress menyatakan bahwa rokok elektrik yang mengandung nikotin dapat menyebabkan pengerasan arteri pada seseorang. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa para pengguna rokok elektrik mengalami peningkatan denyut nadi, denyut jantung hingga tekanan darah yang sangat signifikan. Hasil tersebut didapatkan dalam waktu 30 menit saja setelah menghisap rokok elektrik. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya pengerasan arteri.
Pengerasan arteri tersebut dipengaruhi oleh adanya kandungan nikotin dalam cairan vape dan pengerasan tersebut bersifat temporer. Efek pengerasan arteri juga ditemukan pada perokok dengan rokok biasa dan memiliki sifat yang sama. Oleh sebab itu, para peneliti menduga bahwa paparan rokok elektrik yang mengandung nikotin dapat menyebabkan efek permanen pada pengerasan arteri dalam jangka waktu konsumsi yang panjang.
Alih-alih menghindari efek samping dari rokok biasa, rokok elektrik malah memiliki resiko yang lebih tinggi. Bahkan salah satu peneliti, Magnus Lundback mengungkapkan bahwa rokok elektronik dapat meningkatkan resiko stroke berkali-kali lipat. Jadi anggapan masyarakat terhadap vape yang jauh lebih aman dari pada rokok biasa adalah keliru. Melihat resiko-resiko tersebut, ada baiknya kita dapat menghidari rokok, apapun itu jenisnya. Sehingga kita dapat menjaga kesehatan tubuh kita dengan baik.
Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Ecigopedia
Sumber lainnya:
- European Lung Foundation. "E-cigarettes linked to increased arterial stiffness, blood pressure and heart rate in humans." Science Daily, 20 Desember 2017.
www.sciencedaily.com/releases/2017/09/170910232512.htm