Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah yang berasal dari negara India. Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masak, kunyit juga sering digunakan sebagai bahan dasar obat tradisional. Rempah tersebut mengandung senyawa kimia yang disebut kurkumin dan minyak atsiri yang berkhasiat sebagai obat. Kurkumin merupakan senyawa kimia yang memiliki peran sabagai antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas. Namun, hasil studi terbaru menunjukkan bahwa, kurkumin yang terkandung dalam kunyit dapat meningkatkan daya ingat dan ‘mood’ pada seseorang yang mengalami age-related memory loss ringan.
Penelitian yang dipublikasikan secara online melalui American Journal of Geriatric Psychiatry melakukan uji oba suplemen yang mengandung kurkumin pada sekelompok orang yang tidak mengalami demensia. Paada penelitian tersebut juga dilakukan uji coba potensi kurkumin pada sekolompok orang yang mengalami Alzheimer. Sebelumnya, telah diketahui bahwa kurkumin yang terkandung dalam kunyit memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Hal tersebut yang mendasari kaitan antara senyawa kimia tersebut dengan penyakit alzheimer, karena kurkumin memiliki kemampuan untuk mengurangi peradangan pada otak.
Penelitian dilakukan dengan cara memberikan placebo yang mengandung kurkumin di dalamnya pada sekompok voluntir lanjut usia yang mengalami gangguan daya ingat ringan dalam kurun waktu 18 bulan. Setelah itu, voluntir menjalani scan PET (Positron Emission Tomography) untuk melihat tingkat amyloid dan tau dalam otak. Amyloid dan tau merupakan jenis protein dalam tubuh yang dapat menunjukkan tingkat alzhaimer pada seseorang.
Hasil menunjukkan bahwa voluntir yang mengkonsumsi palcebo dengan kandungan kurkumin memiliki peningkatan dalam daya ingat dan ‘attention abilities’ mereka sementara itu, hal tersebut tidak ditemukan pada voluntir yang tidak mengkonsumsi kurkumin. Dalam uji daya ingat, voluntir yang mengkonsumsi kurkumin menunjukkan adanya peningkatan sebesar 28%. Selain itu voluntir juga mengalami perbaikkan dalam ‘mood’ mereka. Hasil PET menunjukkan bahwa sinyal amyloid dan tau pada otak jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi kurkumin.
Ditulis oleh Anggie Triana
Sumber foto: Blushlane.com
Sumber lainnya:
-
Purba ER dan Martosupono M (2009). Kurkumin sebagai senyawa antioksidan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains, IV(3) : 607-621.
-
Small GW, Siddarth P, Li Z et all (2017). Memory and brain amyloid and tau effects of a bioavailable form of curcumin in non-demented adults : a double-blind, placebo-contrilled 18-month trial. The American Journal of Geriatric Psychiatry DOI: 10.1016/j.jagp.2017.10.010